Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Pembersihan Jalan Napas Terhadap Pasien dengan Pneumonia: A Case Report
DOI:
https://doi.org/10.53770/amhj.v3i2.190Keywords:
Pneumonia, Fisioterapi, Latihan PernapasanAbstract
Pneumonia merupakan penyakit saluran pernapasan bawah akut yang mengenai paren-kim paru meliputi alveolus dan jaringan interstisial yang mengakibatkan peradangan. Se-bagian besar pneumonia disebabkan oleh virus atau bakteri. Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien pneumonia adalah sesak napas, peningkatan suhu tubuh, dan batuk. Pada pasien dengan pneumonia, keluhan batuk biasanya timbul mendadak dan batuk tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mucus purulen kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, dan seringkali berbau busuk. Berdasarkan uraian masalah tersebut, peneliti akan membahas terkait intervensi terapi yang dapat dil-akukan oleh fisioterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui intervensi fisioterapi pada penderita pneumonia sehingga dapat mempertahankan kondisi pasien supaya tidak semakin mem-buruk. Metode yang digunakan adalah case report study dimana peneliti meli-batkan seorang pasien wanita berusia 62 tahun yang bekerja sebagai pedagang kelapa di RS Respira Paru Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan 4x intervensi fisioterapi pengukuran skala nyeri menggunakan NRS pada otot upper trapezius dan sternocleidomastoideus menunjukkan penurunan, peningkatan ekspansi sangkar thorak, kapasitas paru dengan peakflow, dan skala sesak napas dengan brorg scale, serta terdapat penurunan kapasitas paru dengan voldyn, tidak terdapat peningkatan maupun penurunan aktivitas fungsional. Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan terdapat gangguan pada transport mukus sehingga pasien akan mengalami kesusahan dalam bernafas, batuk disertai dahak, penurunan ekspansi sangkar thorak yang nantinya akan berdampak pada aktivitas sehari-harinya. Dari impairment yang didapatkan tersebut intervensi yang dapat diberikan ialah postural drainage, active cycle breeathing, segmental breathing, serta tho-racic expansion exercise yang dapat membantu dalam pembersihan jalan napas sehing-ga akan mengurangi dampak dari penumpukan mucus tersebut. Adapaun satu lain hal yang harus diperhatikan ialah riwayat penyakit terdahulu serta riwayat penyakit penyerta karena hal ini dapat berpengaruh pada posisi yang efektif dan nyaman pada saat diberi-kan treatment, selain itu instruksi dan pemberian contoh yang benar saat latihan nafas serta pengukuran kapasitas paru juga harus diperhatikan.
References
Dewi, N. K., & Nesi, N. (2022). Fisioterapi Kasus Pneumonia Pada Anak. Indonesian Journal of Health Science, 2(1), 16-19.
Jain, V., Vashisht, R., Yilmaz, G., & Bhardwaj, A. (2018). Pneumonia pathology. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL)
Jain, K., & Mistry, K. (2017). Comparative study on effects of active cycle of breathing technique and manual chest physical therapy after uncomplicated coronary artery bypass grafting surgery. Journal of Mahatma Gandhi University of Medical Sciences and Technology, 2(2), 65-68. https://doi.org/10.5005/jp-journals-10057-0037
Jeremy, P. T. (2007). At Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua, Jakarta, Erlangga Medical Series.
Junaidi, J., Rohana, T., Priajaya, S., & Vierto, V. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak usia 12-59bulan diwilayah kerja puskesmaspadang rubek kabupaten nagan raya tahun 2021. Journal of healthcare technology and medicine, 7(2).
Leelarungrayub, D. (2012). Chest mobilization techniques for improving ventilation and gas exchange in chronic lung disease. Chronic Obstructive Pulmonary Disease-Current Concepts and Practice, 400. https://doi.org/10.5772/28386
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Mani, C. S. (2018). Acute pneumonia and its complications. Principles and practice of pediatric infectious diseases, 238.–249. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-40181-4.00034-7
Natasya, F. A. (2022). Management of Pneumonia. Jurnal Medika Hutama, 3(02 Januari), 2392-2399.
Olson, T. P., Beck, K. C., & Johnson, B. D. (2007). Pulmonary function changes associated with cardiomegaly in chronic heart failure. Journal of cardiac failure, 13(2), 100-107.
Pahlawi, R., & Sativani, Z. (2021). Active Cycle Breathing Technique Terhadap Fungsional Paru Pasien Post CABG (Laporan Kasus Berbasis Bukti). Jurnal Keperawatan Profesional (KEPO), 2(1), 1-6. https://doi.org/10.36590/kepo.v2i1.136
Purwaningsih, A., & Nataliswati, T. (2023). Pengaruh Kombinasi Posisi Postural Drainase dan Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum dan Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien Asma Bronkial Di Ruang Bromo Rsud Grati Pasuruan. Hospital Majapahit (JURNAL ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO), 15(1), 71-82.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta: EGC
Suratun & Santa. (2013). Gangguan Sistem Pernapasan (II; Agung Wijaya, Ed.). Jakarta: CV. Trans Info Media
Syafriningrum, I. R. & & Sumarsono, N. H. (2022). Efektivitas Terapi Latihan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) pada Asma Bronkial: Studi Kasus. Physiotherapy Health Science (PhysioHS), 4(2), 90-95.
Tanoeisan, C., & Mogi, T. I. (2022). Medical Rehabilitation in Patient with Right Hemopneumothorax. Jurnal Medik dan Rehabilitasi, 4(1), 1-7.
Thomsen, R. W., Hundborg, H. H., Lervang, H. H., Johnsen, S. P., Schønheyder, H. C., & Sørensen, H. T. (2004). Risk of community-acquired pneumococcal bacteremia in patients with diabetes. Diabetes care, 27(5), 1143-1147.
WHO. (2020). Pneumonia. WHO. Retrieved from https://www.who.int/health-topics/pneumonia#tab=tab_1
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ahmar Metastasis Health Journal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.